oleh

Sebagian Bom Wi-Fi Diamankan di Sulawesi Utara

Foto: Muhammad Iqbal (istimewa)

JAKARTA–Sebagian bom yang disita dari tersangka teroris JAD, yang disita Polri ternyata diamankan dari wilayah Sulawesi Utara. Informasi disampaikan Mabes Polri, sebagaimana dilansir dari detik.com.

Pemerintah dan semua elemen masyarakat Sulawesi Utara diminta menjaga keamanan wilayah. Polisi Indonesia telah menangkap puluhan tersangka teroris yang merencanakan serangan pada 22 Mei 2019 atau saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil pemilu. Menurut polisi, beberapa tersangka memiliki kemampuan canggih termasuk bisa meledakkan bom dengan menggunakan jaringan Wi-Fi.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal, mengatakan puluhan tersangka teroris yang terkait dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) sudah ditangkap. Termasuk lima bom rakitan di berbagai lokasi di Jawa dan Sulawesi Utara ikut diamankan.

Menurut Iqbal, beberapa tersangka telah menjalani pelatihan paramiliter dan pergi ke Suriah sebagai militan asing.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Reuters mengatakan beberapa tersangka telah belajar cara menggunakan Wi-Fi untuk meledakkan perangkat peledak. Namun, dia tidak merinci detail seberapa canggih rencana serangan bom itu.

Menurut Dedi, meledakkan bom menggunakan jaringan Wi-Fi merupakan teknik baru. Menurutnya, pelaku bisa berkeliling menggunakan sinyal telepon yang bisa di-jammer ketika demonstrasi yang melibatkan banyak orang pecah. “Jika ada jammer (ponsel), maka telepon tidak dapat beroperasi, tetapi sinyal Wi-Fi tidak akan terganggu, terutama saat menggunakan penguat sinyal,” kata Dedi, yang dilansir Reuters, Sabtu (18/5/2019).
Polisi menangkap EY, seorang pemimpin lokal JAD di Bekasi, pada 18 Mei di Jakarta karena merencanakan serangan ketika KPU mengumumkan hasil pemilihan presiden pada 22 Mei.
JAD tidak memiliki juru bicara resmi, dan tidak diketahui apakah ada tersangka yang memiliki kuasa hukum.
“Untuk kelompok ini, demokrasi adalah ideologi yang tidak mereka setujui,” kata Iqbal pada hari Jumat. Polri menyarankan orang-orang untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu pada hari pengumuman hasil pemilu.
“Ini akan berbahaya karena mereka ingin menyerang siapa pun, termasuk petugas, dengan bom,” katanya.
Penangkapan para tersangka ini merupakan bagian dari upaya otoritas keamanan untuk memperketat keamanan sebelum KPU mengumumkan hasil pemilu pada 22 Mei. Hampir 32.000 personel polisi dan militer akan siaga di Jakarta.

Pengumuman KPU telah dinanti publik Indonesia. Pengumuman itu untuk menentukan pemenang pemilihan presiden yang diikuti pasangan kontestan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (ASA/Reuters/Irv)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

News Feed